Sabtu, 30 April 2016

Martabak Tropica VS Martabak Sebandung Raya

alt Martabak Tropica

Pada tanggal 19 April 2016 saya berkesempatan mereview varian martabak terbaru yaitu martabak red velvet cream cheese oreo dari Kedai Martabak Tropica. Walaupun undangannya dadakan hari itu juga, saya tidak menyia-nyiakan kesempatan yang datang karena dengan beberapa food blogger lainnya, kita akan blind test review dari martabak-martabak yang terkenal di Bandung bareng Pak Bondan Winarno, seorang food reviewer yang terkenal itu. Jujur saja, saya sendiri penasaran apa sih keunggulan martabak Tropica dibanding dengan martabak lainnya yang sama-sama terkenal, bahkan sudah berpuluh tahun malang melintang di dunia permartabakan di Bandung.
  
alt Food Blogger Bandung
Food Blogger Bandung

Rasa Martabak
Kalau ngomongin martabak, salah satu jajanan yang sangat familiar di kalangan masyarakat ini, bisa dibilang makanan favorit saya juga. Makanan yang berbahan dasar terigu, air, telur ayam, soda kue, santan, dan ragi ini memang dikenal dengan martabak manis, manis karena adonan ketika dipanggang ditaburi gula pasir. Waktu hamil anak kedua, sempat beberapa hari ngiler selalu pengen dibelikan martabak manis keju. Disantap hangat-hangat di sore atau malam hari memang nikmat, apalagi jika dimakannya rame-rame bareng teman atau sanak saudara. Saya selalu mencari info, nanya-nanya teman, dimana sih bisa beli martabak yang enak? Oh, di sana, tuh di situ, eh di sini juga enak loh martabaknya, hampir semuanya selalu saya ikuti tiap ada saran dan rekomendasi martabak enak, datangi, beli, dan cicipi. Masalah harga? Itu belakangan, yang penting nyicipin dulu rasanya bagaimana, beneran enak atau nggak.
  
alt Martabak Keju
Martabak Keju (Sumber IG Kedai Martabak Tropica)


Seorang teman pernah berujar, “Ah, rasa martabak mah gitu-gitu aja kali, cuma beda di topingnya aja yang macem-macem, makin banyak toping makin mahal,“ Masalah enak memang subjektif. Enak menurut saya belum tentu enak menurut orang lain, pun sebaliknya. Tapi, pasti ada beberapa kriteria yang bisa dikatakan enak/paling enak atau tidaknya suatu makanan, termasuk martabak. “Anda jangan bilang makanan ini paling enak kalau Anda belum mencicipi makanan serupa di tempat berbeda, termasuk rasa martabak. Cicipi dulu semua martabak dari beberapa tempat, lalu bandingkan rasanya, baru Anda berhak mengatakan martabak ini enak atau tidak setelah melewati proses tadi. Kalau Anda cuma mencicipi satu atau dua jenis martabak, enaknya menurut versi Anda ini masih dipertanyakan,” ujar Pak Bondan.

alt Martabak Pizza
Martabak Pizza (Sumber IG Kedai Martabak Tropica)
Selama ini, enak buat saya adalah enak di harga dan enak di lidah, hehehe... Hampir semua martabak yang saya cicipi ya begitu-begitu aja rasanya, jika martabak yang masih panas lalu dimasukkan ke dalam dus terus dibawa pulang, dibuka, dilahap, bisa dilihat teksturnya, adonan martabaknya basah dan berminyak, itulah martabak yang kita kenal selama ini. Kata Pak Bondan, orang asing menyebut basah ini dengan istilah soggy, yaitu basah dan lembek. Topingnya yang berupa coklat misalnya, akan tercampur dengan adonan martabak panas tadi, meresap, gula pasir dan coklat jadi bercampur satu, ini yang sering membuat kita menyantap martabak jadi giung atau terlalu manis. Lalu, martabak paling enak menurut versi Pak Bondan yang bagaimana, ya?


History Martabak
Banyak info menarik seputar martabak yang saya dapatkan dari Pak Bondan. Beliau bertutur, martabak itu dulunya bukan bernama martabak, melainkan Hok Lo Pan, yang artinya kue orang Hok Lo yg diciptakan oleh orang-orang suku Hakka yg banyak bermukim di Provinsi Bangka Belitung. Pantas saja Pak Bondan sangat familiar dengan martabak, rupanya beliau sendiri berasal dari Bangka Belitung. Martabak lama kelamaan memang semakin berkembang, asalnya dari Bangka, makanya penjual martabak Bangka sangat terkenal. Kini martabak bisa dijumpai hampir di seluruh penjuru Indonesia. Namun, meskipun asalnya dari Bangka, masyarakat lebih mengenal bahwa martabak khasnya orang Bandung. “Masalah kreativitas dan inovasi, martabak Bandung memang juaranya,” Ujar Pak Bondan lagi. Di beberapa daerah, martabak memiliki sebutan yang berbeda-beda. Di Semarang, martabak lebih dikenal dengan sebutan Kue Bandung, padahal martabak sendiri bukan berasal dari Bandung, ya. Di Yogyakarta, martabak lebih dikenal dengan sebutan terang bulan atau kue bulan karena bentuknya yang bulat seperti bulan. Di Pontianak, orang menyebutnya dengan apam pinang. 



Kali ini memang kunjungan Pak Bondan yang ketiga kalinya ke Kedai Martabak Tropica. Pada kunjungan pertama, beliau sudah mencicipi berbagai varian rasa dari martabak Tropica dan bahkan memberikan masukan untuk membuat martabak Cakalang. Bahasan tentang martabak tropica pernah saya posting sebelumnya berjudul Hati-hati Dengan Martabak Tropica, Martabak Paling Enak di Bandung.



Blind Test Review
Selain martabak Tropica, kita juga melakukan blind test review terhadap martabak-martabak terkenal lainnya, yaitu martabak An dan martabak Ca yang berada di daerah Sudirman, martabak SF yang berada di daerah Burangrang, martabak As dan martabak Can yang berada di daerah Kebon Kawung, martabak Bo yang berada di daerah Cijerah, serta martabak Ha yang ada di daerah Pasir Kaliki. Ada tiga jenis martabak yang dibandingkan antara martabak Tropica dengan martabak lainnya, yaitu martabak original yang berisi toping kacang coklat, martabak tipis kering, dan martabak yang sedang trend saat ini, martabak red velvet cream cheese oreo. Semuanya tersaji di meja, “Perhatikan adonan martabak yang satu dengan yang lainnya, dari penampilan saja sudah berbeda, yang Tropica tidak basah dan padat, sedangkan martabak lain adonannya basah, lembek, dan berminyak, ini yang dinamakan soggy, terlihat topingnya yang coklat lumer dengan adonan martabak, meresap, ini yang akan membuat rasa juga berbeda,” papar Pak Bondan. 

alt Blind Review
Blind Test Review Martabak Sebandung (Sumber FB Benny Rhamdani)
Benar saja, ketika mencicipi martabak coklat kacang dari beberapa merk martabak, dari rasa semuanya terlalu manis, giung, mungkin ini disebabkan karena penggunaan gula pasir dan coklat yang kebanyakan. Lain halnya dengan martabak coklat kacangnya martabak Tropica, rasa manisnya tidak menimbulkan giung, perpaduan gula pasir dan coklatnya pas, adonan martabaknya pun tetap padat dan tidak basah.

alt Martabak coklat kacang
Martabak Coklat Kacang  (Sumber IG Kedai Martabak Tropica)

Istilah soggy ini diperumpamakan Pak Bondan seperti halnya ketika kita makan roti tawar diberi olesan mentega, tambahkan slice keju, lalu kita makan, masih garing dan kering rotinya. Kemudian coba tambahkan irisan tomat di atas slice keju tadi, makan lagi, rasanya masih enak. Namun, ketika roti yang diberi irisan tomat tadi lalu kita diamkan selama satu jam saja, rasanya akan beda, karena cairan tomat akan merembes ke dalam roti, inilah yang dinamakan soggy, lembabnya cairan tomat yang terserap roti tadi, rotinya jadi basah dan lembek, rasanya sudah tidak natural lagi, lidah pun akan menolak karena rasanya sudah lain.

Menurut Pak Bondan, perbedaan adonan pada setiap martabak disebabkan oleh cara pengolahan bahannya. Katakanlah bahan yang digunakan semuanya sama berkualitas nomor satu. Tapi, bisa saja ada salah satu takaran bahannya yang beda, misalnya yang satu menggunakan air sebanyak 600 ml dan yang satunya lagi 700 ml, jelas akan membuat hasil adonan yang tak sama. Penggunaan margarin dan butter juga bisa mempengaruhi hasil adonan, butter terbuat dari lemak hewani seperti susu sapi dan memiliki warna kuning lebih pucat serta aroma yang lebih wangi dibandingkan margarin. Margarin sendiri terbuat dari lemak nabati dengan warna kuning terang.  Kemudian dari penggunaan loyang, kalau loyang panasnya tepat akan membuat adonan martabak matang sempurna, sebaliknya jika loyang panasnya tidak tepat, hasilnya pasti beda.

alt  (Sumber IG Kedai Martabak Tropica)
 (Sumber IG Kedai Martabak Tropica)
Beliau pun menuturkan, bahwa pernah menjadi juri tepung berbumbu menggoreng ayam ala Kentucky, ada peserta yang bertanya, mengapa hasil ayam goreng yang dia bikin tidak seenak dan tidak sama hasilnya dengan Kentucky, padahal semua bahan dan aturan langkah demi langkah cara memasak sudah persis sama seperti meremas-remas ayamnya 5 kali ke dalam tepung yang dilakukan dua kali berulang-ulang, hal ini terjadi karena peserta tersebut tidak menggunakan panas yang tepat pada minyak gorengnya. Suhu panas yang tepat sangat mempengaruhi hasilnya, seharusnya ayam yang berbalut tepung digoreng pada suhu 170 derajat. Nah, bagaimana cara mengetahui suhu tersebut sudah mencapai 170 derajat? Ya, gunakan thermometer. Jika, suhu hanya dikira-kira saja, ayam dimasukkan pada suhu 100 derajat misalnya, tentu akan mempengaruhi hasilnya, tidak akan crispy dan rasanya pun tidak seenak yang diinginkan. Jadi harus diperhatikan juga, untuk menghasilkan ayam goreng ala kentucky digoreng dalam minyak banyak atau deep fry dengan suhu panasnya 170 derajat.

Kesalahan memasak ayam goreng bisa juga terjadi ketika minyak goreng sebanyak 1 liter misalnya, suhu sudah pas 170 derajat, pada penggorengan pertama memasukkan potongan ayam sebanyak 10 buah, hasilnya bagus, ayam crispy dan enak, tapi pada penggorengan kedua kalinya dengan kondisi minyak yang sama, kita masukkan potongan ayam sebanyak 20 buah, otomatis hasilnya akan drop, mengecewakan, selain terlalu banyak memasukkan potongan ayam, suhu panas minyak goreng juga menurun, tidak akan sama lagi. Begitu juga halnya dengan memasak adonan martabak, beda tangan beda hasilnya, beda juga pengolahannya. Ciri khas dari adonan martabak manis yang dipanggang di atas penggorengan tebal khusus dengan suhu panas yang tepat akan menghasilkan adonan kue matang sempurna dan terlihat bersarang seperti Bika Ambon. Adonan yang bersarang ini merupakan hasil dari ragi yang berkembang dengan baik. Adonan dari martabak Tropica ini mendapat apresiasi positif dari Pak Bondan, beda dari yang lain katanya.

Martabak berikutnya yang dicicip adalah martabak tipis kering coklat kacang dari martabak Tropica dan salah satu dari martabak AS yang juga terkenal di Bandung. Pertama sih saya nyicip yang bukan Tropica, adonan kulitnya terasa garing bahkan cenderung terasa keras dengan rasa manis yang sangat mendominasi #kemanisan, lalu saya cicip martabak tipkernya Tropica, adonan kulitnya bukan garing, melainkan renyah, rasa manisnya pas, pas dalam artian nggak kemanisan. Pak Bondan menyebut martabak tipker dari Tropica ini crunchy sedangkan martabak tipker dari bukan Tropica crispy. Crunchy itu renyah, crispy itu garing, beda arti. Duh, suer, deh! saya benar-benar ketagihan sama tipkernya Tropica. Kata Pak Bondan, tipkernya Tropica yang isi selai durian itu maknyus banget rasanya. Ah, nanti kudu bener-bener nyobain tuh rekomen dari Pak Bondan.

alt martabak tipis kering coklat kacang
Martabak Tipis Kering Coklat Kacang  (Sumber IG Kedai Martabak Tropica)

Jenis martabak ketiga yang dicicip adalah martabak red velvet cream cheese oreo dari martabak An, martabak Ha, dan martabak Tropica. Yang jelas topingnya sama, sama-sama cream cheese oreo. Martabak red velvet cream cheese oreo, adonan martabaknya merah diberi toping cream cheese oreo. Biasanya, cream cheese selalu disajikan sebagai dipping untuk kentang goreng atau olesan pada permukaan roti, crackers atau bagels. Saya sendiri menggunakan cream cheese untuk cheese cake. Jikalau membuat cream cheese sendiri bahan yang digunakan cukup simple, susu segar, krim kental, yogurt plain, dan perasan air jeruk lemon. Makanya rasa cream cheese itu pasti ada rasa asamnya. Yang pertama, nyicipin dulu martabak red velvetnya dari martabak Ha. Dari segi penampilan, warna merahnya terlihat sama persis, adonannya juga sama padat, namun agak berminyak, begitu nyicip, cream cheese nya terasa lebih didominasi oleh rasa susu dan sedikit asam, enak sih. Yang kedua, nyicipin martabak red velvet cream cheese oreonya dari martabak An, terlihat adonannya soggy, basah dan lembek, namun buat saya cream cheesenya pas rasanya. 

alt Pak Bondan
Pak Bondan sedang mereview Martabak Tropica
Nah, yang ketiga nyicipin martabak red velvet cream cheese oreo dari Tropica. Dari segi penampilan, adonan martabaknya jelas tidak soggy, teksturnya padat dan tebal, dan cream cheese dari toping martabak tropica ini rasanya bikin saya pengen nyicip lagi nyicip lagi, nggak eneg, rasa asamnya segar karena terasa ada berry-nya. 


Cream cheesenya merupakan olahan sendiri dari Kedai Martabak Tropica. Selain red velvet, cream cheese oreo ini juga top jika dipadankan dengan adonan green tea dan black sweet, rasanya lebih nendang kata Pak Bondan mah.


alt martabak red velvet cream cheese oreo
Martabak red velvet cream cheese oreo dari Tropica
Pada saat itu, kita juga diberi kesempatan buat nyicipin martabak cakalangnya dari martabak Tropica. Martabak Cakalang adalah varian martabak usulan dari Pak Bondan pada kunjungannya pertama dulu ke Kedai Martabak Tropica. Setelah dari tadi icip-icip martabak yang manis-manis semua, begitu nyicip martabak cakalang yang masih hangat, mulut dan lidah yang tadinya sempet eneg, kembali segar bugar karena ada rasa pedas gurihnya. Aduh top pisan euy varian martabak yang satu ini, bumbu rempah khas cakalangnya berasa banget, lebih nendang karena ada pedas dari cabainya yang bikin mata melek seketika.

Martabak Cakalang (Sumber IG Kedai Martabak Tropica)

Bisa disimpulkan, dari beberapa blind test review terhadap martabak-martabak terkenal di Bandung, Pak Bondan dan para food blogger lainnya yang saat itu berkesempatan hadir sepakat, bahwa dari segi penampilan, tekstur adonan martabak, rasa topingnya, dan kehigienisannya, martabak paling enak jatuh pada martabak Tropica. Bagi Pak Bondan sendiri, selama ini sering mereview makanan dari berbagai daerah selalu menomorsatukan rasa, baru yang kedua adalah tampilannya. Karena tidak semua makanan enak itu punya penampilan luar yang menarik juga. Jika ada makanan yang direview rasanya enak ya pasti dibilang enak, jika tidak enak akan jawab dengan jujur juga.

Menjelang acara blind test review selesai, ada dua pertanyaan yang saya ajukan kepada Pak Bondan, pertama, selama ini kan beliau sering mereview makanan, mulai dari yang bersantan, pedas, berkolesterol, dan berlemak, bagaimana cara menetralisir makanan-makanan yang masuk tersebut supaya badan tetap sehat dan tetap bisa jalan-jalan? *Kalau saya banyak makan ya badan jadi tambah melar, hehe... Liat Pak Bondan kan asik ya, badannya segitu-sgitu aja. Ternyata, kata Pak Bondan, beliau termasuk tipe yang bebas makan apa aja diluaran termasuk jajanan, nggak pilih-pilih, justru menjadi picky eater ketika ada di rumah, dan selalu mengonsumsi buah-buahan dan sayuran serta rajin berolah raga.



Pertanyaan kedua yang saya ajukan adalah seputar duka selama melakukan review di beberapa tempat, kalau sukanya kan pasti banyak. Keliatannya sih asik-asik aja bisa ngreview sana sini, ternyata, sekelas Pak Bondan, yang kapabilitasnya tidak diragukan lagi pernah juga mengalami hal tidak mengenakan ketika hendak mereview makanan di suatu daerah. “Pernah diusir,” kata Pak Bondan sambil tersenyum. “Tapi tak apa, setiap orang berhak untuk menerima maupun menolak,” tambahnya. Jadi pelajaran juga buat saya nih, masih newbie dengan review mereview makanan, nggak perlu heran nantinya jika mengalami hal tidak menyenangkan di tengah perjalanan, semuanya dibawa happy aja ...

Berhubung saya favorit banget sama martabak keju, saya juga beli martabak kejunya Tropica buat di bawa pulang. Al, si bungsu yang saya bawa serta ketika mereview telah menghabiskan empat potong martabak keju yang saya pesan tadi. “Enaaaaaak, banget ya, Mih martabaknya, kejunya banyak nian!” seru Al sambil belepotan. Emang bener sih, ini martabak kejunya nggak pelit, bikin kenyang yang makan. Yang saya salut dengan adonan martabak Tropica ini, ketika martabak bersisa dan dimakan keesokan harinya, rasanya tetap enak walaupun kondisinya memang sudah dingin, teksturnya masih aja padat, kejunya juga masih utuh alias nggak lumer. Kenapa bisa begitu? Karena adonan martabaknya nggak soggy. Kalau martabak lain, jika bersisa dimakan keesokan hari, rasanya udah lain, nggak enak dan tekstur adonannya lembek banget.

Nah, penasaran dengan kelezatan martabak Tropica? Buktikan sendiri, yuk! Anda bisa datang aja ke Jalan Burangrang, pilih varian martabak dan toping yang diinginkan sesuai selera, letak kedainya berdekatan dengan Radio Dahlia.
IBX58BCE5AE39DDA

Tim Dapurnulekker

Image and video hosting by TinyPic
Image and video hosting by TinyPic
Blogger Perempuan
Image and video hosting by TinyPic
Image and video hosting by TinyPic