Jumat, 31 Agustus 2018

Gaya Hidup Sehat #AsikTanpaToxic Bersama POKKA Natsbee Honey Lemon

Sejak melahirkan anak pertama 9 tahun lalu dan mulai saat itu juga saya terkena asam urat, saya benar-benar memperhatikan asupan makanan yang saya konsumsi. Sempat nggak nyangka sih, kok bisa ya usia saya yang masih di bawah 30 tahun pada saat itu, tepatnya baru berusia 28 tahun terkena asam urat. Gejala awal yang saya rasakan adalah sering merasa cepat capek, lelah terus bawaannya, nggak semangat, dan di bagian telapak kaki dua-duanya sakit kalau dibawa jalan. Setelah cek darah ternyata asam urat saya lumayan tinggi. Lumayan mendingan setelah minum obat dari dokter. Lama kelamaan malah nyandu sama obat dokter karena dirasa efeknya yang membuat badan fit terus dan rasa sakit di telapak kaki pun hilang. Tapi, kalau bergantung sama obat, saya juga khawatir dengan efek sampingnya, obat yang bisa memperberat kerja ginjal, belum lagi bisa mengganggu organ-organ dalam lainnya, dan ini pasti beresiko. 

Dari situ saya mulai berniat untuk tidak bergantung lagi sama obat-obatan. Karena asam urat bisa sembuh dengan membatasi asupan makanan yang berpurin tinggi, saya diet untuk seluruh makanan yang mengandung purin terlebih dahulu. Bye bye sementara sama yang namanya tahu, tempe, segala macam seafood, baso, ceker, daging merah, sayuran berwarna hijau yang kaya akan purin seperti kangkung dan bayam, kol, ikan asin, jengkol, pete, leunca, toge, kacang-kacangan, apalagi jeroan nggak lagi makan yang satu itu. Suka bingung sendiri, terus yang boleh dan aman saya makan apa, dong? Ini nggak boleh, itu nggak boleh. Kalau kata dokter, sebetulnya semua boleh dimakan asal tidak berlebihan, tapi untuk sementara yang aman adalah wortel, kentang, labu, lobak, daging ayam tanpa kulit, segala jenis ikan tawar, dan lebih aman lagi jika dimasak tidak dengan cara digoreng. Coba perhatikan orangtua kita jaman dulu, mereka itu penyakitnya nggak aneh-aneh, pada panjang umur, badannya masih jagjag waringkas kalau kata orang Sunda mah, alias sehat bugar. Kenapa mereka seperti itu, karena makanan yang mereka konsumsi beda sama jaman now. Mereka belum mengenal yang namanya junkfood, makanan yang dikonsumsi rata-rata direbus atau dikukus, kalaupun digoreng menggunakan minyaknya minyak kelapa asli. Bisa dibilang gaya hidup orangtua jaman dulu itu sehat.

Bisa jadi karena gaya hidup tidak sehat saya semasa dulu jadi pemicunya terserang asam urat. Ditambah lagi setelah melahirkan anak kedua di tahun 2013, saya positif terkena batu empedu. Padahal sejak terkena asam urat terlebih dahulu saya juga sudah mulai diet nggak makan brasbres (baca; apa aja dimakan) kaya dulu lagi. Kalau dulu sih, saya terbilang cuek soal makanan yang dikonsumsi, selama itu halal dan enak disikat aja, nggak mikir panjang buat mencicipi, hehe. Makan baso di pinggir jalan sering saya lakukan, mie ayam yang pake ceker selalu jadi incaran, soto sulung yang ada di Jalan Merdeka yang tiap malam bukanya selalu saya jabanin, makanan seafood  jadi favorit, makan burung dara goreng depan kantor Telkom Surapati nggak pernah absen, ah rasanya hampir semua kulineran di Bandung pasti dicicipi. Buat saya, terkena batu empedu adalah penyakit terberat saya, selain harus mengalami kolik abnomen yang rasa sakitnya luar biasa, pada saat itu saya juga harus merelakan untuk tidak memberikan asi eksklusif pada anak kedua saya yang masih berusia 3 bulan. 

Dokter menyarankan saya menjalani berobat jalan aja, nggak perlu sampai operasi karena batu empedunya terbilang sangat kecil, hanya 0,6 cm, jadi masih bisa dihancurkan oleh obat khusus penghancur batu empedu. Obat-obatan yang saya konsumsi untuk batu empedu terbilang obat keras semua dan ini bisa menghambat pertumbuhan bayi jika tetap diberi asi. Sempat beberapa kali asi diberikan, ternyata benar berpengaruh pada bayi, berat badannya malah makin menurun. Dari situ terpaksa diberikan sufor untuk kebaikan pertumbuhan dan perkembangan bayi. Sedih dan stres? 
Sudah pasti. Sedih karena nggak bisa ngasih eksklusif sama anak yang masih berumur 3 bulan, stres karena penyakit jadi makin bertambah. Dokter pun memberikan saya salah satu resep obat penenang dan penghilang rasa sakit dalam jumlah sedikit selain obat penghancur batu empedu. Obat ini efeknya luar biasa bikin ngantuk, tidur rasanya pulas banget, saya juga merasa emosi saya stabil, amat sangat stabil karena tidak merasakan pusing, panik, gundah, apalagi stres. Hidup rasanya aman damai sentosa, rasa aman yang benar-benar tenang. Obat penenang dan penghilang rasa sakit ini harus dengan resep dokter, nggak sembarangan kita bisa membelinya di apotek secara bebas. Jujur aja sih, saya sendiri sampe nyandu sama obat yang satu ini karena efeknya yang membuat emosi tenang, tapi dokter  benar-benar memberikan obat tersebut hanya dalam keadaan sangat diperlukan atau darurat. Oke, saya tidak boleh bergantung sama obat, nggak boleh nyandu sama yang namanya obat penenang, nggak boleh.

Beberapa teman menyarankan saya untuk lebih memperhatikan kesehatan saya, banyak masukan dan saran supaya saya harus benar-benar menjalankan gaya hidup sehat supaya tidak bergantung pada obat-obatan dari dokter. Hal ini juga disupport banget sama suami. Beberapa bentuk support dari suami adalah selalu mengingatkan saya untuk mulai rajin berolah raga, jalan-jalan pagi keliling komplek atau pergi ke suatu tempat yang udaranya sejuk seperti taman, selalu mengingatkan saya supaya apa yang saya makan harus memenuhi standar menu gizi seimbang yaitu 35% karbohidrat, 35% sayuran, 15% buah-buahan, dan 15% protein. Ada pula teman yang menganjurkan supaya saya lebih memilih obat herbal, rutin minum madu, konsumsi minyak zaitun, dan ada pula salah satu sahabat yang mengenalkan saya dengan POKKA Natsbee Honey Lemon, minuman madu lemon segar yang bisa membuang zat-zat tidak baik dalam tubuh, saran ini semuanya saya lakukan. Yang terpenting, saya juga harus mengubah pola jadwal kerja saya yang freelance dengan kerjaan rumahtangga yang segunung. Menjadi seorang freelancer sebagai editor dan menulis beberapa LKS serta beberapa buku pelajaran memang selalu identik dengan yang namanya sistem kerja ‘ngalong’ alias begadang, seringkali pikiran dan badan diporsir secara terus-terusan dalam keadaan terdesak ketika mendekati deadline misalnya, belum lagi di siang harinya ngurusin tiga jagoan yang lagi dalam masa aktif-aktifnya, terutama si bungsu yang masih berusia satu tahun, masih perlu pengasuhan dan pengawasan yang super ketat. 

POKKA Natsbee Honey Lemon,
minuman madu lemon 
segar yang bisa membuang zat-zat tidak baik dalam tubuh

Dengan rutinitas kesibukan sebagai ibu rumah tangga dan juga tetap menjalani profesi sebagai freelancer, saya harus bisa membagi waktu dengan bijak. Untuk menjalani rutinitas seperti ini tentunya harus ada trik dan tips jitu agar urusan keluarga dan pekerjaan freelance bisa berjalan dengan baik serta saya juga tetap bisa sehat. Saya bertekad, saya ingin sehat, sembuh dari asam urat dan batu empedu. Meskipun sudah ada riwayat asam urat dan batu empedu, itu tidak menghalangi saya untuk bisa beraktivitas seperti biasanya, memiliki kesibukan itu lebih baik daripada banyak berdiam diri, biar otak juga tetap encer, hehe. Berikut ini beberapa tips saya dalam menjalani pola hidup sehat ala saya yang saya terapkan 5 tahun belakangan, semenjak saya terkena batu empedu tahun 2013.
1. Makan sesuai menu gizi seimbang
Dengan membiasakan diri menjaga pola makan dengan baik, asam urat sudah 4 tahunan ini tidak terasa lagi. Ditunjang dengan selalu menyantap makanan sesuai menu gizi seimbang yang mana porsinya bisa membantu memenuhi nutrisi tubuh kita. Tidak berlebihan dalam mengonsumsi karbohidrat, protein, sayuran, dan buah-buahan yaitu 35% karbohidrat, 35% sayuran, 15% buah-buahan, 15% protein, dan perbanyak minum air putih. Menjaga asupan gula dan garam juga harus tetap dikontrol, termasuk membatasi mengonsumsi mie instan.

2. Tak segan berbagi tugas rumahtangga bersama suami
Istri mana yang tidak bahagia jika pekerjaan rumahtangganya dibantu oleh suami tercinta. Alhamdulillah, suami saya termasuk orang yang nggak segan-segan untuk membantu saya dalam mencuci piring misalnya ketika saya direpotkan oleh rengekan si bungsu yang masih bayi atau mencuci baju sementara saya tugasnya menyetrika. Hal lainnya yang sering suami saya lakukan adalah memasak nasi, menyuapi anak kedua kami yang masih balita. Tugas berbagi lainnya adalah suami tugasnya mengantar jemput si cikal sekolah yang letaknya lumayan jauh dari rumah. Sementara saya mengantar anak kedua sekolah dekat rumah, jadi si bungsu juga bisa dibawa serta. Memiliki anak yang masih bayi memang terasa merepotkan karena butuh perhatian ekstra. Jika dilakukan bersama-sama, pekerjaan pun jadi terasa lebih ringan.

3. Selalu berpikiran positif dan bersyukur
Hidup itu memang selalu penuh dengan ujian. Allah memang akan menguji setiap hamba-Nya sesuai dengan kemampuannya. Selalu berpikiran positif kepada Sang Maha Pencipta atas segala masalah yang datang akan membuat kita lebih sabar dalam menjalani hidup. Tetap fokuskan pada solusi, memikirkan masalah terus-terusan hanya akan membuat kita tak berdaya. Selalu bersyukur atas segala nikmat yang telah Allah berikan, dan selalu menjadikan salat dan sabar sebagai penolong kita. Dengan berpikiran positif atas segala cobaan yang datang otomatis akan membuat kita memancarkan aura positif juga, wajah jadi lebih berseri, dan beban pun tidak akan terasa berat.

4. Sempatkan waktu untuk berolahraga
Untuk hidup sehat itu harus ada perjuangannya, salah satunya jangan malas berolah raga atau melakukan kegiatan fisik lainnya walaupun hanya jogging di sekeliling komplek rumah, yang penting rutin dilakukan. Lakukan olahraga sesuai yang kita suka akan lebih menyenangkan.

5. Luangkan waktu untuk me time
Di tengah padatnya rutinitas yang itu-itu aja, yang kadang membuat emosi kita naik turun, jangan lupa untuk memanjakan diri sejenak, me time-lah, lakukan apa yang kita suka, yang membuat kita bisa rileks walaupun cuma sebentar. Kalau saya sendiri me time itu wajib ada setiap hari, bisa mendengarkan musik kesukaan di saat anak-anak sudah terlelap tidur, stalking sosial media, baca-baca majalah, atau nonton DVD.

6. Istirahat yang cukup
Kita itu kan manusia, bukan robot. Tubuh butuh istirahat yang cukup supaya badan bisa tetap fit menjalani aktivitas sehari-hari yang berasa tanpa jeda. Beri kesempatan tubuh untuk bisa tidur cukup.

7.Refreshing
Jika tubuh dan pikiran sudah berada pada fase lelah dan bosan, sudah saatnya refreshing. Menyempatkan waktu untuk piknik dari rutinitas itu perlu karena bisa mengontrol emosi kita, pun bisa membuat pikiran lebih fresh juga tentunya.

8. Menghindari pola kerja SKS atau sistem kebut semalam
Pekerjaan freelance seperti saya pasti nggak asing dengan yang namanya SKS ini apalagi menjelang tanggal deadline. Kalau telat ngasih kerjaan resikonya adalah kita bisa kehilangan klien, walaupun ada beberapa klien yang masih suka ngasih perpanjangan waktu, tapi menepati janji bisa menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan waktu yang ditentukan akan memberikan nilai plus buat kita, yaitu sebuah kepercayaan kepada kita untuk diberikan pekerjaan-pekerjaan lainnya dalam jangka panjang.

9. Membuat jadwal harian dan mingguan
Agar semua pekerjaan bisa ditangani dengan baik, saya suka membuat jadwal harian, mingguan, bahkan bulanan. Jadwal ini bisa sebagai acuan kita mau ngapain aja hari itu atau beberapa hari ke depan, meskipun kadang-kadang jadwal yang sudah disusun ini pun suka jadi berantakan, misalnya tiba-tiba anak-anak sakit atau kita sendiri yang sakit yang otomatis mengubah jadwal secara keseluruhan. Tapi setidaknya, jadwal ini akan membantu kita melakukan pekerjaan secara disiplin.

10. Mengonsumsi POKKA Natsbee Honey Lemon
Yang namanya ibu rumah tangga, dari bangun tidur terus mau tidur lagi itu seolah tak terasa, waktu terus berpacu, bawaannya sibuk terus ngurus ini ngurus itu yang nggak kelar-kelar. Rasanya, kalau jadi seorang ibu itu nggak boleh sakit ya, harus fit terus. Kalau sakit semuanya berasa jadi tak terurus, rumah berantakan, anak-anak kadang tak terperhatikan, apalagi jika tidak menggunakan jasa asisten rumahtangga. Lihat di pojokan baju yang belum disetrika menumpuk segunung, rumah acak-acakan karena belum dipel, si bungsu yang kadang anteng kadang rewel, belum lagi kalau pas kebetulan ada deadline kerjaan, ah, stress kadang suka menghampiri. Untuk menghalau rasa lelah dan menghempaskan stress biar badan segar serta fit seharian saya suka minum  Natsbee Honey Lemon. 

Sebetulnya minuman yang satu ini tidak asing lagi buat saya selama 5 tahun ini karena awalnya direkomendasikan oleh seorang sahabat saya ketika saya terserang penyakit batu empedu dan asam urat. Sahabat saya menuturkan, penyakit yang saya alami dikarenakan pola gaya hidup tidak sehat. Tanpa disadari, banyak toxic yang masuk ke dalam tubuh saya dan mengendap selama bertahun-tahun. Dari 5 tahun yang lalu juga, hampir setiap hari saya mengonsumsi Natsbee Honey Lemon dan merasakan khasiatnya #AsikTanpaToxic. Dengan rutin minum Natsbee Honey Lemon, berolahraga, dan menjaga pola makan, asam urat dan batu empedu saya tidak terasa lagi. Jelas ini salah satu pertanda baik buat saya. Selain saya, suami pun rajin mengonsumsi Natsbee Honey Lemon. Suami saya hampir setiap hari selalu berada di luaran naik motor, panas-panasan, bahkan kehujanan, yang sudah pasti terpapar polusi dari asap kendaraan yang terhirup yang membuat zat-zat tidak baik masuk ke tubuh dan untuk membuang toxic dia rajin mengonsumsi Natsbee Honey Lemon. Saya sendiri sudah merasakan khasiat dari POKKA Natsbee Honey Lemon ini dan jujur aja jadi ketagihan untuk selalu mengonsumsinya, bikin badan segar dan stamina terjaga. Nah, sekarang giliran kamu nih untuk bersihkan hari aktifmu. Mau segimana banyak kerjaan pun, kalau ditemani POKKA Natsbee Honey Lemon, nggak perlu khawatir lagi bakalan tumbeng.

POKKA Natsbee Honey Lemon,
membuang toxic dari polusi asap kendaraan yang terhirup yang membuat zat-zat tidak baik masuk ke tubuh

Mengenal POKKA Natsbee Honey Lemon
Menjalani hidup #AsikTanpaToxic adalah dambaan semua orang, termasuk saya. Sejak mengenal dan merasakan khasiat POKKA Natsbee Honey Lemon, saya jadi jarang sakit. Aktivitas yang padat pun terasa sangat terbantu dengan mengonsumsi POKKA Natsbee Honey Lemon. Produk dari POKKA sebuah perusahaan makanan dan minuman dari Jepang ini terkenal dengan produknya yang berkualitas tinggi dan berstandar internasional, menggunakan bahan alami, tanpa pewarna, dan tanpa pengawet. Air lemon dan madu dalam POKKA Natsbee Honey Lemon ini bisa membantu mengeluarkan toxic yang masuk ke dalam tubuh. Rasa dari POKKA Natsbee Honey Lemon sangat menyegarkan apalagi jika diminum dalam keadaan dingin, nyess masuk tenggorokan. Sensasi segarnya membuat badan fit seharian, pikiran tenang, dan membuat mood menjadi baik. Seperti yang kita ketahui, lemon memang memiliki khasiat yang luar biasa, kandungan vitamin C-nya yang tinggi bisa membuat tubuh tetap segar sepanjang hari dan dapat mendetoksifikasi tubuh dengan mengikat zat-zat yang tidak diperlukan. Sementara khasiat madu sendiri dapat meningkatkan stamina dan daya tahan tubuh kita.

 Sensasi segarnya POKKA Natsbee Honey Lemon membuat badan fit seharian, pikiran tenang,
dan membuat mood menjadi baik
POKKA Natsbee Honey Lemon ini tersedia dalam kemasan botol plastik 450 ml dengan total kalori 110 kkal. Harganya sangat terjangkau yaitu Rp. 6500,-. Saya suka membeli POKKA Natsbee Honey Lemon di Indomaret, Alfamart, Griya Yogya, Hypermarket, Carefour, atau Giant. Selain itu,  POKKA Natsbee Honey Lemon tersedia pula di supermarket besar lainnya seperti Foodhall.
IBX58BCE5AE39DDA

Tim Dapurnulekker

Image and video hosting by TinyPic
Image and video hosting by TinyPic
Blogger Perempuan
Image and video hosting by TinyPic
Image and video hosting by TinyPic