
“Ayah, aku ingin bermain layang-layang, boleh?”
“Bunda, aku ingin bermain hujan-hujanan, boleh?”
“Bunda, aku ingin menanam bunga, boleh?”
“Ayah, aku ingin bermain kelereng bersama teman-teman,
boleh?”
“Bunda, aku ingin bikin donat sendiri, boleh?”
“Ayah, aku ingin menangkap ikan di kolam, boleh?”
“Ayah, aku ingin main air sambil cuci mobil, boleh?”
“Bunda, aku ingin naik turun eskalator, boleh?”
“Bunda, aku ingin bermain bola sambil hujan-hujanan, boleh?”
“Ayah, aku mau menggambar di tembok, boleh?”Apakah ayah bunda berani berkata “IYA, BOLEH” jika anak bertanya seperti di atas?
Pada tanggal 20 Mei 2017 kemarin, saya berkesempatan
menghadiri acara seminar parenting bersama Dancow yang digelar di Trans Luxury
Hotel dengan tema yang diangkat adalah mendorong eksplorasi si kecil dengan
berani berkata, ” iya, boleh”. Saya sendiri membawa dua krucil untuk turut
serta dalam acara ini. Anak-anak selama ini memang fans berat Dancow, makanya
pas ada acara ini mereka ingin ikut.
Acara ini dipandu oleh mbak Syahnaz Haque yang bertindak sebagai
moderator dan tiga narasumber super kece
yang menyampaikan materi sesuai bidangnya, di antaranya:
- DR. dr. Rini Sekartini, Sp(A)k.
- Vera Itabiliana Hadiwidjojo, S.Psi, Psi.
- Rita Ramayulis, DCN, MKes.
Para narasumber menjelaskan bahwa pertumbuhan dan
perkembangan si kecil perlu didukung oleh tiga elemen penting yakni stimulasi,
cinta, dan nutrisi. Dengan mengatakan “Iya, boleh” pada si kecil merupakan
wujud stimulasi yang nantinya akan membuat si kecil merasa percaya diri dan
menjadi pribadi yang berani karena merasa dirinya bisa dan mampu. Ketika anak
ingin bermain hujan-hujanan atau main tanah, Ayah dan Bunda termasuk tipe yang
suka melarang anak untuk melakukan ini itu atau termasuk tipe yang selalu
mendukung eksplorasinya?
Berkenaan dengan tema Dancow yang diangkat pada kali ini,
saya selaku orangtua sangat setuju untuk selalu mendukung eksplorasi si kecil,
apalagi di masa usia balita. Masa usia balita bisa disebut masa keemasan, masa
dimana mereka serba ingin tahu tentang segala apa yang dilihatnya, pengen nyoba
ini nyoba itu. Saya sendiri cukup dikenyangkan oleh kedua jagoan saya yang
superaktif sedari kecil. Si cikal yang memang nggak bisa diam terkadang membuat
saya kelabakan. Dia paling suka kalau udah lihat tangga, beberapa kali naik
turun tangga adalah hobinya. Kesukaannya yang lain adalah bersepeda keliling
komplek meski matahari lagi panas-panasnya, atau kakinya selalu gatal tiap kali
lihat bola, dia bisa berlama-lama bermain bola di lapangan. Badannya yang basah
oleh keringat dan kulitnya yang menghitam sehabis main bola tidak terlalu saya
khawatirkan. Yang penting dia sehat dan happy. Setiap dia melakukan apa yang
dia suka, wajah cerianya memang selalu terpancar.
Ketika masuk TK, gerak
aktifnya bisa dikendalikan karena di sekolahnya diajarkan untuk bersikap
tanggung jawab. Awal masuk sekolah sih dia belum mau duduk manis di kelas
bersama teman-temannya, dia selalu minta ingin bermain sepeda dulu atau
loncat-loncat di trampolin. Gurunya melarangnya? Tidak. Boleh bermain sepeda
dulu tapi hanya boleh 15 menit. Boleh loncat-loncat di trampolin asal 10 menit
saja. Semuanya boleh dilakukan, tapi dari sana sekaligus belajar tentang waktu
plus disiplin juga, dan dia sangat menghargai itu.
Hobi anak jagoan saya yang kedua beda lagi, dia fans berat
mobil-mobilan dan mobil beneran. Dia ingin merasakan gimana rasanya naik bis,
naik becak, naik angkot, naik bandros, dan yang belum kesampaian sih naik
kereta api, hehe. Kesukaannya dia tuangkan juga dalam corat-coretan gambar di
kertas, tiap lihat alat tulis dan kertas kosong, dia bisa anteng berlama-lama
menggambar mobil-mobilan yang dia suka. Setiap saya ada jadwal ekskul menulis
di sebuah Madrasah Ibtidayah di hari Sabtu, dia selalu ikut, dan dia suka
menggambar di papan tulis. Kehadirannya di kelas mengganggu saya mengajar?
Tidak. Saya malah senang, dia bisa berani di depan banyak orang dan bebas
berinteraksi dengan mereka.
Berbicara tentang eksplorasi, eksplorasi merupakan cara
membuat otak anak menjadi cerdas karena dilandasi rasa ingin tahu yang begitu
tinggi. Anak-anak balita memang sedang pada masa-masanya cerewet penuh tanya.
Mereka sedang mengembangkan keterampilan kognitif dan motoriknya. Mereka tengah
berada dalam tahap eksplorasi. Eksplorasi ini pula menjadi salah satu cara
mengembangkan kemampuan motoriknya karena keinginannya untuk selalu bergerak
dan menggunakan seluruh inderanya untuk mengetahui segala hal.
Lalu, apakah semua hal yang diinginkan anak harus selalu kita
“Iya, boleh” kan? Selama hal itu positif demi memenuhi eksplorasinya secara
maksimal, saya rasa tidak masalah.
Misalnya ketika anak ingin bermain hujan-hujanan, kondisi
tubuhnya lagi sehat, hujannya terjadi di siang hari, dekat rumah juga, dan kita
sebagai orangtua tetap bisa mengawasinya, tidak ada alasan kita untuk
melarangnya. Tapi bagaimana jika ada kekhawatiran si anak akan sakit setelah
hujan-hujanan? Ayah dan bunda tak perlu khawatir lagi, menurut tiga narasumber
dari acara seminar Dancow kemarin menjelaskan bahwa anak harus terpenuhi
nutrisinya agar bisa tumbuh dan berkembang secara optimal, serta memiliki daya
tahan tubuh yang kuat.
Nutrisi bagi balita sangatlah penting. Hal pertama yang
sebaiknya diperhatikan adalah kecukupan asupan bahan makanan sumber enegi.
Utamakan makanan sebagai sumber energi mengandung karbohidrat kompleks, seperti
beras merah atau beras putih tumbuk. Beragam umbi-umbian bisa sesekali
diberikan sebagai pengganti atau pelengkap. Lengkapi dengan protein dan lemak
sehat sebagai tambahan sumber energi.
Karbohidrat, protein, dan lemak sehat merupakan kebutuhan
utama yang harus dipenuhi guna menunjang pertumbuhan anak secara menyeluruh.
Balita juga perlu sejumlah nutrisi penopang agar tumbuh dan berkembang dengan
baik. Di antaranya, kalsium untuk pertumbuhan tulang dan gigi serta lemak sehat
dan vitamin B-kompleks untuk menunjang kecerdasan. Sementara untuk sumber
kalsium terbaik terletak pada susu guna menunjang pertumbuhan tulang dan gigi. Satu
lagi peranan yang sangat penting untuk menunjang kesehatan dan tumbuh kembang
balita adalah serat makanan. Serat mencegah sembelit karena membantu
memperlancar kerja saluran cerna dan saluran pembuangan. Asupan serat yang
cukup juga menekan risiko kegemukan, memperkecil risiko munculnya gangguan
jantung dan menurunkan risiko munculnya gangguan diabetes tipe-2 pada
anak-anak. Serat makanan tersedia dalam jenis buah-buahan segar, sayur-sayuran
segar, beras berkulit ari, serta kacang-kacangan. Wah, ternyata banyak manfaatnya
ya serat ini. Apakah ayah bunda sudah membiasakan si kecil untuk selalu
mengonsumsi sayuran dan buah?
Pada acara seminar Dancow kemarin ada demo proses pembuatan
susu yang baik dan benar agar nutrisinya tidak hilang alias masih terjaga dan
pengenalan produk Dancow Advanced Excelnutri +. Produk ini merupakan inovasi
baru dari Dancow yang bermanfaat melindungi si kecil agar terhindar dari
infeksi saluran cerna dan infeksi saluran pernafasan karena mengandung lebih
dari 3x lactobacillus rhamnosus sebagai
advance protection.
Ayah bunda, anak itu spesial ya, beda
anak beda karakter, yang pasti setiap anak itu unik. Ada yang mengatakan bahwa
pohon itu tidak tumbuh dalam semalam, artinya jika kita sebagai orang tua ingin
agar anak kita tumbuh dengan baik secara fisik dan mentalnya, semua perlu
perjuangan yang tidak sebentar, jika yang kita berikan itu baik maka akan
tumbuh dengan baik, pun sebaliknya.