Sejak melahirkan anak pertama 9 tahun lalu dan mulai saat
itu juga saya terkena asam urat, saya benar-benar memperhatikan asupan makanan
yang saya konsumsi. Sempat nggak nyangka sih, kok bisa ya usia saya yang masih
di bawah 30 tahun pada saat itu, tepatnya baru berusia 28 tahun terkena asam
urat. Gejala awal yang saya rasakan adalah sering merasa cepat capek, lelah
terus bawaannya, nggak semangat, dan di bagian telapak kaki dua-duanya sakit
kalau dibawa jalan. Setelah cek darah ternyata asam urat saya lumayan tinggi.
Lumayan mendingan setelah minum obat dari dokter. Lama kelamaan malah nyandu
sama obat dokter karena dirasa efeknya yang membuat badan fit terus dan rasa
sakit di telapak kaki pun hilang. Tapi, kalau bergantung sama obat, saya juga
khawatir dengan efek sampingnya, obat yang bisa memperberat kerja ginjal, belum
lagi bisa mengganggu organ-organ dalam lainnya, dan ini pasti beresiko.
Dari
situ saya mulai berniat untuk tidak bergantung lagi sama obat-obatan. Karena
asam urat bisa sembuh dengan membatasi asupan makanan yang berpurin tinggi,
saya diet untuk seluruh makanan yang mengandung purin terlebih dahulu. Bye bye
sementara sama yang namanya tahu, tempe, segala macam seafood, baso, ceker,
daging merah, sayuran berwarna hijau yang kaya akan purin seperti kangkung dan
bayam, kol, ikan asin, jengkol, pete, leunca, toge, kacang-kacangan, apalagi
jeroan nggak lagi makan yang satu itu. Suka bingung sendiri, terus yang boleh
dan aman saya makan apa, dong? Ini nggak boleh, itu nggak boleh. Kalau kata
dokter, sebetulnya semua boleh dimakan asal tidak berlebihan, tapi untuk
sementara yang aman adalah wortel, kentang, labu, lobak, daging ayam tanpa
kulit, segala jenis ikan tawar, dan lebih aman lagi jika dimasak tidak dengan
cara digoreng. Coba perhatikan orangtua kita jaman dulu, mereka itu penyakitnya
nggak aneh-aneh, pada panjang umur, badannya masih jagjag waringkas kalau kata
orang Sunda mah, alias sehat bugar. Kenapa mereka seperti itu, karena makanan
yang mereka konsumsi beda sama jaman now.
Mereka belum mengenal yang namanya junkfood,
makanan yang dikonsumsi rata-rata direbus atau dikukus, kalaupun digoreng
menggunakan minyaknya minyak kelapa asli. Bisa dibilang gaya hidup orangtua
jaman dulu itu sehat.
Bisa jadi karena gaya hidup tidak sehat saya semasa dulu
jadi pemicunya terserang asam urat. Ditambah lagi setelah melahirkan anak kedua
di tahun 2013, saya positif terkena batu empedu. Padahal sejak terkena asam
urat terlebih dahulu saya juga sudah mulai diet nggak makan brasbres (baca; apa aja dimakan) kaya
dulu lagi. Kalau dulu sih, saya terbilang cuek soal makanan yang dikonsumsi,
selama itu halal dan enak disikat aja, nggak mikir panjang buat mencicipi,
hehe. Makan baso di pinggir jalan sering saya lakukan, mie ayam yang pake ceker
selalu jadi incaran, soto sulung yang ada di Jalan Merdeka yang tiap malam
bukanya selalu saya jabanin, makanan seafood
jadi favorit, makan burung dara goreng depan kantor Telkom Surapati
nggak pernah absen, ah rasanya hampir semua kulineran di Bandung pasti
dicicipi. Buat saya, terkena batu empedu adalah penyakit terberat saya, selain
harus mengalami kolik abnomen yang rasa sakitnya luar biasa, pada saat itu saya
juga harus merelakan untuk tidak memberikan asi eksklusif pada anak kedua saya
yang masih berusia 3 bulan.
Dokter menyarankan saya menjalani berobat jalan
aja, nggak perlu sampai operasi karena batu empedunya terbilang sangat kecil,
hanya 0,6 cm, jadi masih bisa dihancurkan oleh obat khusus penghancur batu
empedu. Obat-obatan yang saya konsumsi untuk batu empedu terbilang obat keras
semua dan ini bisa menghambat pertumbuhan bayi jika tetap diberi asi. Sempat
beberapa kali asi diberikan, ternyata benar berpengaruh pada bayi, berat
badannya malah makin menurun. Dari situ terpaksa diberikan sufor untuk kebaikan
pertumbuhan dan perkembangan bayi. Sedih dan stres?
Sudah pasti. Sedih karena
nggak bisa ngasih eksklusif sama anak yang masih berumur 3 bulan, stres karena
penyakit jadi makin bertambah. Dokter pun memberikan saya salah satu resep obat
penenang dan penghilang rasa sakit dalam jumlah sedikit selain obat penghancur
batu empedu. Obat ini efeknya luar biasa bikin ngantuk, tidur rasanya pulas
banget, saya juga merasa emosi saya stabil, amat sangat stabil karena tidak
merasakan pusing, panik, gundah, apalagi stres. Hidup rasanya aman damai
sentosa, rasa aman yang benar-benar tenang. Obat penenang dan penghilang rasa
sakit ini harus dengan resep dokter, nggak sembarangan kita bisa membelinya di
apotek secara bebas. Jujur aja sih, saya sendiri sampe nyandu sama obat yang
satu ini karena efeknya yang membuat emosi tenang, tapi dokter benar-benar memberikan obat tersebut hanya
dalam keadaan sangat diperlukan atau darurat. Oke, saya tidak boleh bergantung
sama obat, nggak boleh nyandu sama yang namanya obat penenang, nggak boleh.
Beberapa teman menyarankan saya untuk lebih memperhatikan
kesehatan saya, banyak masukan dan saran supaya saya harus benar-benar menjalankan
gaya hidup sehat supaya tidak bergantung pada obat-obatan dari dokter. Hal ini
juga disupport banget sama suami. Beberapa
bentuk support dari suami adalah selalu mengingatkan saya untuk mulai rajin
berolah raga, jalan-jalan pagi keliling komplek atau pergi ke suatu tempat yang
udaranya sejuk seperti taman, selalu mengingatkan saya supaya apa yang saya
makan harus memenuhi standar menu gizi seimbang yaitu 35% karbohidrat, 35%
sayuran, 15% buah-buahan, dan 15% protein. Ada pula teman yang menganjurkan
supaya saya lebih memilih obat herbal, rutin minum madu, konsumsi minyak
zaitun, dan ada pula salah satu sahabat yang mengenalkan saya dengan POKKA Natsbee Honey Lemon, minuman madu
lemon segar yang bisa membuang zat-zat tidak baik dalam tubuh,
saran ini semuanya saya lakukan. Yang terpenting, saya juga harus mengubah pola
jadwal kerja saya yang freelance dengan
kerjaan rumahtangga yang segunung. Menjadi seorang freelancer sebagai editor dan menulis beberapa LKS serta beberapa
buku pelajaran memang selalu identik dengan yang namanya sistem kerja ‘ngalong’
alias begadang, seringkali pikiran dan badan diporsir secara terus-terusan
dalam keadaan terdesak ketika mendekati deadline misalnya, belum lagi di siang
harinya ngurusin tiga jagoan yang lagi dalam masa aktif-aktifnya, terutama si
bungsu yang masih berusia satu tahun, masih perlu pengasuhan dan pengawasan
yang super ketat.
|
POKKA Natsbee Honey Lemon, minuman madu lemon segar yang bisa membuang zat-zat tidak baik dalam tubuh |
Dengan rutinitas kesibukan sebagai ibu rumah tangga dan juga
tetap menjalani profesi sebagai freelancer, saya harus bisa membagi waktu
dengan bijak. Untuk menjalani rutinitas seperti ini tentunya harus ada trik dan
tips jitu agar urusan keluarga dan pekerjaan freelance bisa berjalan dengan baik serta saya juga tetap bisa
sehat. Saya bertekad, saya ingin sehat, sembuh dari asam urat dan batu empedu.
Meskipun sudah ada riwayat asam urat dan batu empedu, itu tidak menghalangi
saya untuk bisa beraktivitas seperti biasanya, memiliki kesibukan itu lebih baik
daripada banyak berdiam diri, biar otak juga tetap encer, hehe. Berikut ini
beberapa tips saya dalam menjalani pola hidup sehat ala saya yang saya terapkan
5 tahun belakangan, semenjak saya terkena batu empedu tahun 2013.
1. Makan sesuai menu gizi seimbang
Dengan membiasakan diri menjaga
pola makan dengan baik, asam urat sudah 4 tahunan ini tidak terasa lagi. Ditunjang
dengan selalu menyantap makanan sesuai menu gizi seimbang yang mana porsinya
bisa membantu memenuhi nutrisi tubuh kita. Tidak berlebihan dalam mengonsumsi
karbohidrat, protein, sayuran, dan buah-buahan yaitu 35% karbohidrat, 35%
sayuran, 15% buah-buahan, 15% protein, dan perbanyak minum air putih. Menjaga
asupan gula dan garam juga harus tetap dikontrol, termasuk membatasi
mengonsumsi mie instan.
2. Tak segan berbagi tugas
rumahtangga bersama suami
Istri mana yang tidak bahagia
jika pekerjaan rumahtangganya dibantu oleh suami tercinta. Alhamdulillah, suami
saya termasuk orang yang nggak segan-segan untuk membantu saya dalam mencuci
piring misalnya ketika saya direpotkan oleh rengekan si bungsu yang masih bayi
atau mencuci baju sementara saya tugasnya menyetrika. Hal lainnya yang sering
suami saya lakukan adalah memasak nasi, menyuapi anak kedua kami yang masih
balita. Tugas berbagi lainnya adalah suami tugasnya mengantar jemput si cikal
sekolah yang letaknya lumayan jauh dari rumah. Sementara saya mengantar anak
kedua sekolah dekat rumah, jadi si bungsu juga bisa dibawa serta. Memiliki anak
yang masih bayi memang terasa merepotkan karena butuh perhatian ekstra. Jika
dilakukan bersama-sama, pekerjaan pun jadi terasa lebih ringan.
3. Selalu berpikiran positif dan
bersyukur
Hidup itu memang selalu penuh
dengan ujian. Allah memang akan menguji setiap hamba-Nya sesuai dengan
kemampuannya. Selalu berpikiran positif kepada Sang Maha Pencipta atas segala
masalah yang datang akan membuat kita lebih sabar dalam menjalani hidup. Tetap
fokuskan pada solusi, memikirkan masalah terus-terusan hanya akan membuat kita
tak berdaya. Selalu bersyukur atas segala nikmat yang telah Allah berikan, dan
selalu menjadikan salat dan sabar sebagai penolong kita. Dengan berpikiran
positif atas segala cobaan yang datang otomatis akan membuat kita memancarkan
aura positif juga, wajah jadi lebih berseri, dan beban pun tidak akan terasa
berat.
4. Sempatkan waktu untuk
berolahraga
Untuk hidup sehat itu harus ada
perjuangannya, salah satunya jangan malas berolah raga atau melakukan kegiatan
fisik lainnya walaupun hanya jogging di sekeliling komplek rumah, yang penting
rutin dilakukan. Lakukan olahraga sesuai yang kita suka akan lebih
menyenangkan.
5. Luangkan waktu untuk me time
Di tengah padatnya rutinitas
yang itu-itu aja, yang kadang membuat emosi kita naik turun, jangan lupa untuk
memanjakan diri sejenak, me time-lah,
lakukan apa yang kita suka, yang membuat kita bisa rileks walaupun cuma
sebentar. Kalau saya sendiri me time
itu wajib ada setiap hari, bisa mendengarkan musik kesukaan di saat anak-anak
sudah terlelap tidur, stalking sosial
media, baca-baca majalah, atau nonton DVD.
6. Istirahat yang cukup
Kita itu kan manusia, bukan
robot. Tubuh butuh istirahat yang cukup supaya badan bisa tetap fit menjalani
aktivitas sehari-hari yang berasa tanpa jeda. Beri kesempatan tubuh untuk bisa
tidur cukup.
7.Refreshing
Jika tubuh dan pikiran sudah berada
pada fase lelah dan bosan, sudah saatnya refreshing.
Menyempatkan waktu untuk piknik dari rutinitas itu perlu karena bisa mengontrol
emosi kita, pun bisa membuat pikiran lebih fresh juga tentunya.
8. Menghindari pola kerja SKS
atau sistem kebut semalam
Pekerjaan freelance seperti saya
pasti nggak asing dengan yang namanya SKS ini apalagi menjelang tanggal
deadline. Kalau telat ngasih kerjaan resikonya adalah kita bisa kehilangan
klien, walaupun ada beberapa klien yang masih suka ngasih perpanjangan waktu,
tapi menepati janji bisa menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan waktu yang
ditentukan akan memberikan nilai plus buat kita, yaitu sebuah kepercayaan
kepada kita untuk diberikan pekerjaan-pekerjaan lainnya dalam jangka panjang.
9. Membuat jadwal harian dan mingguan
Agar semua pekerjaan bisa
ditangani dengan baik, saya suka membuat jadwal harian, mingguan, bahkan
bulanan. Jadwal ini bisa sebagai acuan kita mau ngapain aja hari itu atau
beberapa hari ke depan, meskipun kadang-kadang jadwal yang sudah disusun ini
pun suka jadi berantakan, misalnya tiba-tiba anak-anak sakit atau kita sendiri
yang sakit yang otomatis mengubah jadwal secara keseluruhan. Tapi setidaknya,
jadwal ini akan membantu kita melakukan pekerjaan secara disiplin.
10. Mengonsumsi POKKA Natsbee
Honey Lemon
Yang namanya ibu rumah tangga, dari bangun tidur terus mau
tidur lagi itu seolah tak terasa, waktu terus berpacu, bawaannya sibuk terus
ngurus ini ngurus itu yang nggak kelar-kelar. Rasanya, kalau jadi seorang ibu
itu nggak boleh sakit ya, harus fit terus. Kalau sakit semuanya berasa jadi tak
terurus, rumah berantakan, anak-anak kadang tak terperhatikan, apalagi jika
tidak menggunakan jasa asisten rumahtangga. Lihat di pojokan baju yang belum
disetrika menumpuk segunung, rumah acak-acakan karena belum dipel, si bungsu
yang kadang anteng kadang rewel, belum lagi kalau pas kebetulan ada deadline
kerjaan, ah, stress kadang suka menghampiri. Untuk
menghalau rasa lelah dan menghempaskan stress biar
badan segar serta fit seharian saya suka minum
Natsbee Honey Lemon.
Sebetulnya minuman yang satu ini tidak asing lagi
buat saya selama 5 tahun ini karena awalnya direkomendasikan oleh seorang
sahabat saya ketika saya terserang penyakit batu empedu dan asam urat. Sahabat
saya menuturkan, penyakit yang saya alami dikarenakan pola gaya hidup tidak sehat. Tanpa disadari, banyak toxic
yang masuk ke dalam tubuh saya dan mengendap selama bertahun-tahun. Dari 5
tahun yang lalu juga, hampir setiap hari saya mengonsumsi Natsbee Honey Lemon
dan merasakan khasiatnya #AsikTanpaToxic. Dengan
rutin minum Natsbee Honey Lemon, berolahraga, dan menjaga pola makan, asam urat
dan batu empedu saya tidak terasa lagi. Jelas ini salah satu pertanda baik buat
saya. Selain saya, suami pun rajin mengonsumsi Natsbee Honey Lemon. Suami saya
hampir setiap hari selalu berada di luaran naik motor, panas-panasan, bahkan
kehujanan, yang sudah pasti terpapar polusi dari
asap kendaraan yang terhirup yang membuat zat-zat tidak baik masuk ke tubuh dan
untuk membuang toxic dia rajin mengonsumsi Natsbee Honey Lemon. Saya sendiri
sudah merasakan khasiat dari POKKA Natsbee Honey Lemon ini dan jujur aja jadi
ketagihan untuk selalu mengonsumsinya, bikin badan segar dan stamina terjaga.
Nah, sekarang giliran kamu nih untuk bersihkan hari
aktifmu. Mau segimana banyak kerjaan pun, kalau ditemani POKKA Natsbee
Honey Lemon, nggak perlu khawatir lagi bakalan tumbeng.
|
POKKA Natsbee Honey Lemon, membuang toxic dari polusi asap kendaraan yang terhirup yang membuat zat-zat tidak baik masuk ke tubuh |
Mengenal POKKA Natsbee
Honey Lemon
Menjalani hidup #AsikTanpaToxic adalah dambaan semua orang,
termasuk saya. Sejak mengenal dan merasakan khasiat POKKA Natsbee Honey Lemon,
saya jadi jarang sakit. Aktivitas yang padat pun terasa sangat terbantu dengan
mengonsumsi POKKA Natsbee Honey Lemon. Produk dari POKKA sebuah perusahaan
makanan dan minuman dari Jepang ini terkenal dengan produknya yang berkualitas
tinggi dan berstandar internasional, menggunakan bahan alami, tanpa pewarna,
dan tanpa pengawet. Air lemon dan madu dalam POKKA Natsbee Honey Lemon ini bisa
membantu mengeluarkan toxic yang masuk ke dalam tubuh. Rasa dari POKKA Natsbee
Honey Lemon sangat menyegarkan apalagi jika diminum dalam keadaan dingin, nyess masuk tenggorokan. Sensasi
segarnya membuat badan fit seharian, pikiran tenang, dan membuat mood menjadi
baik. Seperti yang kita ketahui, lemon memang memiliki khasiat yang luar biasa,
kandungan vitamin C-nya yang tinggi bisa membuat tubuh tetap segar sepanjang
hari dan dapat mendetoksifikasi tubuh dengan mengikat zat-zat yang tidak
diperlukan. Sementara khasiat madu sendiri dapat meningkatkan stamina dan daya
tahan tubuh kita.
|
Sensasi segarnya POKKA Natsbee Honey Lemon membuat badan fit seharian, pikiran tenang, dan membuat mood menjadi baik |
POKKA
Natsbee Honey Lemon ini tersedia dalam kemasan botol plastik 450 ml dengan
total kalori 110 kkal. Harganya sangat terjangkau yaitu Rp. 6500,-. Saya suka
membeli POKKA Natsbee Honey Lemon di Indomaret, Alfamart, Griya Yogya,
Hypermarket, Carefour, atau Giant. Selain itu, POKKA Natsbee Honey Lemon tersedia pula di
supermarket besar lainnya seperti Foodhall.