Sabtu, 02 Juli 2016

Menu Wajib yang Kudu Hadir Pas Lebaran



Lebaran, hari rayanya umat Muslim ini memang hari paling akbar-hari paling istimewa yang terjadi setahun sekali. Lebaran yang identik dengan mudik alias pulang kampung, angpao, THR, sungkeman, ziarah, macet, silaturahmi seluruh anggota keluarga, kue lebaran kaya nastar, kue keju atau kastengel, kue semprit, dan masih banyak lagi kue-kue lainnya. Suasana lebaran bagi siapapun yang merayakan pasti akan selalu menjadi moment yang paling ditunggu-tunggu, termasuk bagi saya dan keluarga. Sejak memiliki anak tahun 2009 udah sekitar 7 kali saya tidak pernah mengikuti shalat Ied karena anak nggak ada yang pegang, shalat tarawih pun selalu saya lakukan di rumah setelah anak-anak tidur. Mudah-mudahan tahun ini, karena anak-anak juga udah pada gede, saya bisa memenuhi rasa kangen untuk kembali shalat Ied di masjid bareng mereka (dan semoga mereka anteng ya nggak lari sana sini pas shalat…hehe).

Bagi keluarga saya, lebaran-hari yang paling dinanti ini selalu identik dengan makanan khas yang wajib-kudu ada di meja makan. Berhubung saya masih tinggal di PMI alias pondok mertua indah, yang mana rumah mertua menjadi pusat berkumpulnya seluruh keluarga pas lebaran, sebagai tuan rumah tentunya sibuk masak ini itu untuk dihidangkan. Dan, sebagai menantu yang baik, saya selalu siap siaga membantu ibu mertua masak atau bikin kue. 7 makanan khas yang wajib ada di antaranya rendang, opor ayam, ketupat, martabak kari, sambal kentang, sambal cabe hijau, dan aneka kue kering seperti nastar, kastengel, kue kacang, coklat kacang, kacang goreng, kue salju, dan tak ketinggalan kue basah khas Palembang yaitu kue engka dan kue lapis legit.

Rendang, walaupun daging sapi terbilang mahal, menu ini wajib ada pas lebaran karena bikinnya juga setahun sekali. Biasanya kita memasaknya H-1, berbagi tugas semuanya agar semua masakan bisa beres dan esok tinggal menyantapnya saja. Saya bisa masak rendang dari ibu mertua, nggak boleh pelit bumbu kalau mau bikin rendang yang enak kata bumer mah. Masak rendang butuh kesabaran, sabar pas ngaduk-ngaduk bumbu berikut santannya sebab lumayan menguras tenaga juga ternyata, hehe. Jika sudah terlihat bumbu dan minyaknya terpisah, ini menandakan rendang sudah matang. Wangi bumbu khas rendangnya itu loh, memenuhi semua ruangan, bikin baper abis. Biasanya wajan bekas memasak rendang nggak langsung dicuci, suka saya tambahkan nasi putih, diaduk-aduk sampai bumbu rendangnya bersih tak bersisa, hehe (abis bikin rendang cuma setahun sekali, jarang banget, hahaha).

Rendang
Opor ayam, sedap disantap dengan ketupat ini kayanya hampir di semua rumah pasti dijumpai pas lebaran tiba. Resep opor dari ibu mertua selalu menjadi andalan saya juga. Saya suka masak opor nggak sampai dagingnya hancur, sengaja dipotong-potong gede, biar pas masih bersisa, daging ayamnya enak kalau dipanggang di oven atau dibakar di atas batok kelapa. Rasanya enak banget, gurih karena diungkep dengan santan.

Opor Ayam
Martabak kari, menu yang satu ini bisa pengganti nasi atau ketupat. Sangat mengenyangkan karena dibuat dari tepung terigu yang diisi telur ayam lalu disiram kuah kari daging. Sedapnya juara!

Martabak Kari
Sambal kentang, bisa ditambahkan ati atau petai, salah satu menu yang harus hadir juga pas hari raya. Bahan kentang untuk membuat sambal kentang sebaiknya memilih kentang yang mulus dan berkualitas baik. Kentang digoreng terlebih dahulu sebelum dijadikan sambal, bisa dipotong kotak kecil biasa atau bergerigi.
Sambal kentang
Sambal cabe ijo, salah satu sambal selain sambal goreng terasi yang ikut melengkapi menu lainnya. Rasanya cetar karena pedas. Makan rendang memang lebih afdol kalau ditemani sambal cabe ijo plus lalap daun singkongnya.

Sambal Hejo
Kata ibu mertua, sebelum pindah ke Cimahi, dulu kalau lebaran di Palembang makanan seperti yang disebutkan tadi plus beberapa makanan khas Palembang (pempek, tekwan, celimpungan) pasti selalu ada di meja makan. Setiap tetangga menghidangkan banyak sekali makanan karena tradisi di sana adalah wajib bagi setiap orang untuk saling mengunjungi rumah dari rumah, nggak boleh ada yang terlewat, dan tiap kali masuk rumah, tamu diwajibkan mencicipi semua hidangan yang tersedia, dilarang nolak katanya. Anak-anak yang sudah berkeliling pulang bawa angpao yang banyak dan perut yang gendut karena sudah makan banyak. Hal itu nggak terjadi disini, di Cimahi katanya. Di sini mah lebaran teh masing-masing, bikin hidangan yang banyak juga percuma banyak kebuang karena beda tradisi dengan di Palembang. Duh, coba ya ada tradisi gitu juga disini, enak bener bisa nyicipin semua makanan sesuka hati kita…(Deuh tambah melar deh badan :P)

Yang datang ke rumah pas lebaran adalah keluarga besar dari mertua, tumplek semua disini. Seharian pasti riuh sama canda tawa, kumpul bocah lari sana sini, sambil menikmati ketupat, opor, rendang, dan hidangan lainnya. Suasana super ramai pas pembagian angpao buat anak-anak. Anak-anak semuanya disuruh antri biar kebagian angpao, yang bagi angpao pun gantian, Uwa, bibi-paman, keponakan, sepupu yang udah pada kerja. Asyik pokoknya, cuma setahun sekali moment seperti ini terjadi.

Saya sendiri nggak menjalani istilah mudik karena kebetulan rumah mamah adanya di Antapani, Bandung, jadi cukup pulang pergi saja. Dekatlah jarak Antapani-Cimahi, kalau lancar perjalanan sekitar 45 menitan. Makanan yang tersedia di rumah mamah cukup sederhana ada opor ayam, sambal kentang, dan ketupat saja. Menu lainnya lebih nyunda, asin, sambal, lalapan, ayam goreng, ikan goreng, petai, dan jengkol goreng.

Apapun makanannya, yang pasti moment lebaran adalah moment yang paling membahagiakan bagi semua orang terutama umat Islam yang melaksanakannya, moment dimana kita bisa saling bersilaturahmi dengan keluarga, tetangga, teman, saudara, saling memaafkan satu sama lain agar kita semuanya kembali fitri, menyongsong hidup yang lebih baik ke depannya.

Post Comments

IBX58BCE5AE39DDA

Tim Dapurnulekker

Image and video hosting by TinyPic
Image and video hosting by TinyPic
Blogger Perempuan
Image and video hosting by TinyPic
Image and video hosting by TinyPic