Ketika melahirkan anak kedua 4,5
tahun yang lalu, saya benar-benar memperhatikan pola makan dengan benar. Di
usia anak saya kedua yang baru tiga bulan waktu itu, saya terkena penyakit batu
empedu. Awalnya sih setelah melahirkan itu merasakan panas dan sakit di
punggung yang luar biasa dan saya mengira hal tersebut karena saya kecapean,
cape karena pola tidur yang berubah, sering begadang karena rutinitas menyusui
si bayi.
|
Sumber: http://dapurnulekker.blogspot.co.id |
Sempat manggil tukang pijat karena dirasa sakit punggung tak kunjung
hilang, tapi tetap saja panas dan sakit. Sampai pada suatu malam, tepatnya
tengah malam, ketika si baby tengah menyusu, tiba-tiba saja ada sesuatu yang bergerak
di dada sebelah kanan yang menjalar ke bawah ginjal, sakitnya luar biasa,
berasa seperti kontraksi yang tak berkesudahan, seolah-olah ada sesuatu yang
terus bergerak antara dada dan ginjal. Sakit apa ini? Saat itu saya dan suami
panik. Beruntung saat itu rumah saya dan mamah berdekatan, beda komplek, masih
kawasan Antapani, saya telepon mamah malam-malam minta tolong untuk jagain
anak-anak, saya mau ke klinik terdekat karena saya tidak tahan dengan sakitnya.
Di klinik, yang memeriksa saya adalah
seorang dokter umum. Beliau menanyakan apa yang saya rasakan. Saya hanya merasa
seperti kontraksi tapi di sekitaran dada, ginjal, dan punggung, nyut-nyutan
yang tak berkesudahan. Untuk tidur telentang jelas saja saya tidak bisa, sakit
banget. Pada saat itu dokter mungkin mengira-ngira juga atas rasa sakit yang
saya derita, saya dikasih obat untuk menghilangkan rasa pegal di punggung plus
obat maag juga karena saya memang penderita maag lumayan akut. Sesampai di
rumah, berharap setelah minum obat rasa sakitnya akan mereda ternyata salah,
organ di dalam tubuh terasa menolak, saya muntah hebat sampai beberapa kali,
balik lagi ke klinik tadi, saya dianjurkan untuk berobat ke dokter spesialis
penyakit dalam. Kebetulan masih di kawasan Antapani, ada dokter spesialis
penyakit dalam yang lumayan bagus pelayanannya, dokter tempat saya berobat maag
juga selama ini.
Setelah di USG bagian bawah dada
kanan ternyata ditemukan kalau empedu saya membengkak, ada batu yang menghambat
saluran ke empedu. Kecil sih batunya, cuma 0,6 cm, tapi bisa menimbulkan sakit
yang luar biasa hebatnya. Rasa sakit yang saya alami disebut kolik abnomen.
Duh, kok bisa ya ada batu kecil-kecil yang berkumpul menghambat saluran empedu? Penyebabnya apa?
Pertanyaan saya sama dokter kala itu dijawab dengan sesuatu yang membuat saya
tertegun. “Batu empedu bisa disebabkan karena pola makan yang tidak benar,
makan sembarangan, dalam artian makan dengan tidak memperhatikan asupan gizi
dengan baik, apa saja dimakan tanpa mempertimbangkan apakah makanan yang masuk
ke tubuh akan beresiko baik atau buruk, dan yang pasti ibu harus benar-benar
meminimalisir makanan yang berminyak, kalaupun sangat ingin makanan yang
digoreng, usahakan minyaknya cukup sekali pakai, jangan pernah menggunakan
kembali minyak bekas atau jelantah karena jelantah menjadi minyak trans yang
kaya akan lemak jahat. Bisa jadi makanan yang ibu konsumsi dulu, beberapa tahun
ke belakang banyak mengandung minyak trans, secara perlahan-lahan membentuk
batu-batu kecil dan lama kelamaan terasa seperti sekarang ini, menghambat
saluran empedu, empedu membengkak, infeksi, dan menyebabkan kolik abnomen.
Sebaiknya perbanyak makan sayuran dan buah, minum air putih yang banyak,
istirahat yang cukup, dan jangan lupa sempatkan untuk berolahraga.
Pokoknya perhatikan
jenis makanan yang masuk ke tubuh. Ingat, bahwa apa yang kita makan itu
bermanfaat bagi tubuh atau tidak. Jangan asal kenyang, asal enak. Apalagi ibu
juga punya riwayat asam urat juga, kan? Saat ini sedang menyusui juga, asupan
nutrisi jangan dianggap enteng, harus diperhatikan. Perlu ibu ketahui,
belakangan ini banyak pasien saya yang terkena penyakit serupa dengan ibu,
banyak juga yang kena asam urat, darah tinggi, diabetes, usianya masih
muda-muda, bahkan salah satu pasiennya adalah seorang anak kecil, masih balita,
usia 5 tahun sudah kena batu empedu, saat di USG ketahuan besarnya batu yang
menghambat saluran empedu itu sebesar 8 cm, dan sudah pasti harus dioperasi
untuk mengeluarkan batu tersebut. Kenapa hal ini bisa terjadi? Karena pola hidup
yang tidak sehat tentunya. Batu yang menghambat saluran empedu itu terbentuk
tidak dalam waktu sehari dua hari, tapi dalam waktu yang panjang,” papar dokter
panjang lebar. Lalu, dokter memberikan beberapa resep obat yang harus ditebus,
obat penghilang rasa sakit kolik abnomen, obat penenang yang bikin ngantuk
berat, obat penghancur batu empedu, obat maag, dan antibiotik.
Saya memang punya riwayat sakit maag
dan asam urat. Asam urat diketahui setelah melahirkan anak pertama, 8 tahun
yang lalu. Lagi-lagi disebabkan pola makan yang sembarangan membuat saya
terkena dua penyakit itu, ditambah lagi batu empedu. Sejak saat itu, saya
benar-benar mengubah pola pikir saya akan makanan apa yang saya konsumsi
haruslah benar. Dulu, saya memang pemakan segala. Cuek nggak pake gizi-gizian.
Hampir semua makanan saya suka yang penting halal, sering jajan gorengan di
pinggir jalan, penggemar berat bakso, hampir semua bakso yang ada di Bandung
saya cicipi, nggak nolak sama yang namanya jeroan, makan mie plus nasi juga
ngga kelewatan, kalau kata orang Sunda mah makannya bras-bres, makanan apa aja di makan tanpa pantrangan. Badan tambah
bulat sudah pasti, gemuk. Iya, berat badan saya melonjak drastis. Sejak saat
itu pula, beberapa gejala penyakit datang menghampiri. Pola hidup yang ternyata
salah selama ini saya jalani memberikan dampak yang tidak baik bagi tubuh.
Bahan Makanan Harus Beraneka Ragam
Perlu
adanya kesadaran penuh bagi seluruh lapisan masyarakat Indonesia, termasuk saya
sendiri untuk memahami betapa pentingnya kita memperhatikan asupan makanan yang
dikonsumsi. Salah satu faktor penentu kesehatan kita adalah makanan. Jika
makanan yang dikonsumsi bergizi maka akan semakin rendah resiko kita terkena
suatu penyakit. Berdasarkan pengalaman saya pribadi, saya jadi semakin paham
mengapa kita memang sangat dianjurkan untuk makan dengan gizi seimbang yaitu
makan dengan menu yang beraneka ragam dengan jumlah dan porsi yang sesuai,
tidak kekurangan pun tidak berlebihan.
|
Infografis: dapurnulekker.blogspot.co.id |
Makan harus beragam sebab tidak ada
satu jenis makanan yang memiliki gizi lengkap. Jika selama ini saya sering
mengabaikan makan sayur dan buah, kedua komponen tersebut wajib ada dalam
daftar menu makanan karena sayur dan buah memiliki serat yang berfungsi
menyeimbangkan kadar gula dan mencegah penyakit. Kesalahan saya yang sering
terjadi adalah kurang beragamnya makanan yang dimakan, cukup makan nasi dan
protein saja misalnya, karbohidrat dan protein, atau yang lebih parah lagi
makan nasi dengan mie, karbohidrat plus karbohidrat, duh. Padahal kita dianjurkan dalam satu porsi makan
harus mengandung 4 komponen, yakni ada 15% protein, 15% buah, 35% karbohidrat,
dan 35% sayur. Penyempurnanya adalah dengan minum air putih. Jika menu makanan tidak bervariasi alias
tidak beraneka ragam, pola makan yang salah tersebut secara lama kelamaan dalam
jangka panjang dapat berakibat terjadinya hipertrigiseridemia, yakni kadar
trigliserida darah yang meningkat dan cenderung terkena diabetes. Ini pernah
saya alami ketika terkena asam urat, sempat melakukan cek darah untuk
mengetahui apakah trigliserida darah saya meningkat atau tidak. Gejala asam
urat sangat tidak mengenakan, telapak kaki terasa sakit jika berjalan lama atau
sedikit ditekan. Bawaannya mager (malas gerak), lesu yang luar biasa, dan tidak
semangat. Obat penghilang rasa sakit dari dokter sifatnya hanya sementara, obat
paling ampuh adalah menjalankan pola hidup sehat dengan menjaga pola makan
bergizi yang seimbang.
|
Sumber: www.sogood.id |
Sebelum adanya Pedoman Gizi
seimbang (PGS), kita mengenal slogan 4 sehat 5 sempurna. Tapi sekarang slogan
tersebut tidak berlaku lagi. Slogan ini sekarang
tidak lagi bisa mencakup seluruh aspek gaya hidup sehat masyarakat. Dilansir dari https://health.detik.com, dengan terbitnya Peraturan Menteri Kesehatan
(Permenkes) nomor 41 tahun 2014, resmi menggunakan Pedoman Gizi Seimbang
(PGS) untuk menyiapkan pola hidup sehat masyarakat Indonesia dalam menghadapi
'beban ganda masalah gizi', yaitu ketika kekurangan dan
kelebihan gizi terjadi secara bersama.
Guru besar IPB dan ahli gizi, Prof
Soekirman, mengatakan bahwa berbeda dengan konsep 4S 5S yang menyamaratakan
kebutuhan gizi semua orang, PGS berprinsip bahwa tiap golongan usia, jenis
kelamin, kesehatan dan akitifitas fisik memerlukan PGS yang berbeda, sesuai
dengan kondisi masing-masing kelompok tersebut. PGS menekankan pula proporsi
yang berbeda untuk setiap kelompok yang disesuaikan atau diseimbangkan dengan
kebutuhan tubuh. PGS tidak memberlakukan susu sebagai makanan sempurna,
melainkan ditempatkan satu kelompok dengan sumber protein hewani lain.
Prof Soekirman pun menyatakan bahwa
konsep 4S 5S diciptakan karena pada tahun 1950-an orang belum tahu cara makan
yang benar. Tetapi sejak tahun 90-an, permasalahan gizi sudah berubah. Sekarang
banyak negara menghadapi masalah kegemukanan, obesitas dengan akibatnya
diabetes, hipertensi, jantung, stroke, yang mewabah ke negara maju dan
berkembang. Di Indonesia, prinsip PGS
divisualisasikan dalam bentuk tumpeng dan nampannya yang disebut Tumpeng Gizi
Seimbang (TGS).
|
Infografis: dapurnulekker.blogspot.co.id |
Jenis bahan makanan yang harus
diperhatikan ketika menyusun menu makanan gizi seimbang terdiri atas
karbohidrat, sumber protein, buah-buahan, dan sayur. Karbohidrat terdapat pada
pasta, roti, nasi, breakfast cereal, dan kentang. Karbohidrat kaya akan vitamin
B kompleks dan serat, dan yang pasti sebagai sumber energi. Untuk keberadaan
buah dan sayur adalah sebagai sumber mineral, vitamin, dan serat. Sedangkan jenis
bahan makanan sumber protein terdapat pada daging tanpa lemak, daging ayam,
ikan, telur, kacang-kacangan, dan biji-bijian.
Solusi Protein dari So Good
Protein kaya akan manfaat. Dalam
pedoman gizi seimbang kita harus mengonsumsi bahan makanan protein sebanyak 15%
untuk satu kali makan, sedangkan untuk setiap harinya kita mengonsumsi makanan
utama itu sekitar 2 sampai 4 porsi. Berikut ini beberapa keunggulan protein.
|
Infografis: dapurnulekker.blogspot.co.id |
Bisa
dibayangkan, jika harus membuat menu berbahan dasar protein hewani ini setiap
hari dengan segala keriuhan dan kerempongan seperti saya dengan sambil mengurus
tiga anak yang masih kecil-kecil, sudah pasti kelabakan. Belum lagi kalau
pagi-pagi sudah disibukkan dengan persiapan si cikal yang hendak berangkat ke
sekolah. Tapi, tak perlu khawatir, ada So Good yang memudahkan kita dalam
menyiapkan menu gizi seimbang. Berdiri sejak
1999, So Good hingga saat ini selalu berinovasi untuk menghasilkan produk
daging dan produk daging olahan yang berkualitas dan mengandung protein baik yang
dibutuhkan oleh tubuh. Pada tanggal 27 Februari 2018 kemarin, So Good launching
logo dan kemasan baru dengan bertujuan ingin menjadi lebih baik.
|
Infografis: dapurnulekker.blogspot.co.id |
So Good memiliki beragam produk kaya kebaikan protein hewani
dengan 2 kategori utama yaitu So Good Ayam Potong dan So Good Siap Masak. Sebagai
penyedia solusi pangan kaya akan protein (makanan protein berkualitas), So Good
turut mendukung peralihan kebiasaan masyarakat mengkonsumsi makanan kaya
karbohidrat ke pangan kaya protein, untuk pola hidup yang lebih sehat dan
seimbang. So Good berkomitmen menghadirkan produk-produk berprotein berkualitas
tinggi yang kaya kandungan gizi, lezat, higienis, serta praktis dengan harga
terjangkau dan juga bersertifikasi Halal. Produk So Good banyak pilihannya, mau
yang siap masak ada, yang siap olah pun ada, tinggal pilih. Praktis, halal,
sehat, terjangkau, dan bergizi.
|
Infografis: dapurnulekker.blogspot.co.id |
Menu Piring Gizi Seimbang Keluargaku
Keluarga kecil saya sangat menggemari
daging ayam, termasuk anak-anak. Hanya saja saya suka bagian sayap, suami
sukanya paha, anak-anak bagian dada. Bisa dikatakan untuk semua produk dari So
Good kami menyukainya, termasuk ayam potong siap olah karena dalam satu kemasan
ini kita jadi nggak sirik-sirikan, semuanya kebagian bagian ayam kesukaan
masing-masing. So Good ayam utuh potong 10 adalah satu ekor karkas ayam yang
dipotong 10, berupa campuran lengkap dari potongan paha, dada, sayap dalam 1
kemasan. Nggak perlu repot-repot mencuci kembali potongan daging ayamnya karena
ayam potong dari So Good ini sudah bersih. Ada beberapa tips nih yang saya
kutip dari http://sogood.id dan ayahbunda.com untuk memilih
daging ayam yang berkualitas bagus untuk dikonsumsi.
|
Infografis: dapurnulekker.blogspot.co.id |
Memilih daging ayam memang harus
jeli. Lebih baik pilih ayam potong So Good aja, nggak repot sudah pasti, halal,
bersih, dan higienis. Daging ayam dibekukan dengan teknologi modern dan canggih
untuk mempertahankan kesegarannya, dan siap diolah jadi masakan sesuai
kegemaran kita. Saya suka mengolah ayam potong So Good ini menjadi ayam bakar
atau ayam panggang. Ayam panggang adalah makanan favorit keluarga kecil saya.
Semuanya suka, nggak ada yang nolak. Kalau anak-anak sih yang penting bumbunya
nggak pedas, dan harus dipanggang sampai agak gosong karena baunya itu khas,
bisa bikin klepek-klepek yang mencium aromanya ayam bakar/ayam panggang yang
menguar ke seluruh ruangan rumah. Jika hendak membakarnya di atas bara api,
sebaiknya tidak menggunakan arang, tapi batok kelapa lebih aman. Memanggang
ayam yang telah diungkep bisa di atas grill
barbeque atau di atas pan yang dioles mentega/margarin supaya daging ayam tidak
lengket pada alat panggangnya. Resep ayam panggang madu yang saya buat ini ada
yang dibakar di atas bara api da nada yang dipanggang di atas grill barbeque.
Ayam panggang yang dibakar di atas bara api memiliki warna coklat lebih gelap
dan cenderung mutung/gelap.
|
Ayam panggang yang kemudian dibakar
di atas bara api
Sumber: http://dapurnulekker.blogspot.co.id
|
Kali ini saya akan berbagi resep cara
membuat ayam panggang madu dengan sambel penyet untuk pelengkapnya. Ayam
panggang emang pasti nggak jauh-jauh dari yang namanya sambal, nah sambal untuk
ayam panggang sebenernya bisa sambal apa aja sesuai selera, cuma yang dirasa
lebih nendang nih pake sambal penyet. Karena ayam potong So Good ini memiliki
tekstur yang lembut, tak perlu diungkep terlalu lama. Gunakan proses ungkepan
dengan sedikit air saja, saya gunakan hanya 500 ml saja pada resep ini. Ayamnya
sudah empuk dan enak.
|
Infografis: dapurnulekker.blogspot.co.id |
Bahan makanan menu piring gizi seimbang kali ini,
untuk sumber karbohidrat saya menggunakan nasi putih. Sayurannya berupa cah
cuciwis, cah ini dimakannya sama saya dan suami karena bahannya menggunakan
terasi dan cabe merah biar lebih segar, jadi nggak dikonsumsi anak-anak. Sebagai
tambahan, saya juga menyertakan sayuran mentah atau lalapan berupa terong hijau
dan timun. Untuk anak-anak, sayurannya cukup menumis brokoli, kembang kol, dan
wortel dengan tambahan bawang bombay supaya lebih harum, sedikit kecap asin,
gula pasir sedikit, dan garam. Sebelum brokoli dan kembang kol ditumis,
sebaiknya setelah kedua sayuran tersebut dicuci bersih, rendam sebentar dengan
tambahan garam untuk mematikan ulat-ulat
kecil yang kadang masih menempel di sela-sela kuntumnya, lalu cuci bersih
kembali. Sebagai pelengkap gizi seimbang, buah yang saya sertakan adalah pepaya
dan yang pasti minumnya air putih.
|
Infografis: dapurnulekker.blogspot.co.id |
|
Infografis: dapurnulekker.blogspot.co.id |
|
Sumber: http://dapurnulekker.blogspot.co.id |
|
Piring gizi seimbang anak-anak (Nasi plus tumis brokoli kembang kol plus ayam panggang madu dan pepaya)
Sumber: http://dapurnulekker.blogspot.co.id |
Menu seimbang Saya dan Suami
|
Piring gizi seimbang saya dan suami (Nasi + cah
cuciwis + ayam panggang madu + pepaya)
Sumber: http://dapurnulekker.blogspot.co.id |